Jangan Berteman dengan Teman Yang Buruk Agamanya
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Jangan Berteman dengan Teman Yang Buruk Agamanya merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. dalam pembahasan Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 7 Rajab 1440 H / 14 Maret 2019 M.
Status Program Kajian Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah
Status program kajian kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Kamis pagi, pukul 07:00 - 08:00 WIB.
Download juga kajian sebelumnya: Berdakwah Dalam Yang Haq dan Bersabar Didalamnya
Kajian Islam Ilmiah Tentang Jangan Berteman dengan Teman Yang Buruk Agamanya
Pada pertemuan yang terakhir kemarin, kita telah membahas dalil-dalil dan penjelasan dari Imam Ibnul Qayyim tentang buruknya orang-orang yang berpaling dari petunjuk wahyu, dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang mana ini menjerumuskan mereka ke dalam kebatilan.
Kemudian di penjelasan lanjut ini, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan tentang segala bentuk kedekatan manusia, pengikut dan orang-orangan yang diikuti, kedekatan dan kecintaan mereka sewaktu di dunia akan berakibat lebih fatal dan lebih buruk di akhirat nanti.
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا ﴿٢٩﴾
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan[25]: 26-29)
Ini adalah keadaan orang yang saling mengikuti tanpa petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, saling loyal dan saling mencintai, maka nasibnya seperti ini. Dia akan menyesali orang-orang yang dekat dengannya yang ternyata tidak membimbing dia untuk mengikuti jalannya Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahkan menjadikannya berpaling dari petunjuk tersebut.
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa siapa yang menjadi pengikut setia seorang manusia selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang kemudian dia meninggalkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena mengikuti orang yang diikutinya tersebut, maka sesungguhnya dia akan mengucapkan ucapan ini pada hari kiamat nanti dan pasti demikian.
Jadi di sini, orang yang berpaling dari petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dia akan mengatakan, “Duhai alangkah baiknya seandainya dulu di dunia aku mau mengambil jalan bersama Rasul. Celakalah, seandainya dulu aku tidak menjadikan si fulan ini sebagai orang yang aku kagumi dan selalu aku ikuti pendapatnya.”
Ini adalah perkataan yang akan diucapkan oleh setiap orang yang menjadikan selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai panutan yang kemudian dia meninggalkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya karena mengikuti, membela dan mengambil pendapat dari tokoh yang dikaguminya.
Oleh karena itulah yang disebut sebagai khalil (kekasih) yang selalu diikuti, tokoh yang dikagumi yang selalu diikuti pendapatnya, di sini Allah menyebutkan namanya dengan “fulan”. Karena semua yang diikuti atau yang dijadikan sebagai panutan, maka dia adalah dijadikan sebagai wali-wali penolong selain Allah.
Inilah keadaan orang yang saling berkasih sayang, saling menjadikan panutan, saling mengagumi, untuk menyelisihi ketaatan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka kesudahan dari kedekatan tersebut akan menjadi permusuhan dan saling melaknat pada hari kiamat. Sebagaimana makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ﴿٦٧﴾
“Semua orang yang saling menjalin kedekatan, yang saling mengagumi, saling mengikuti, pada hari kiamat nanti akan menjadi musuh satu sama lainnya kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 67)
Kecuali orang-orang yang bertakwa saja, yang mereka menjadikan kedekatan dan hubungan mereka dalam rangka untuk mentaati petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa kedekatan yang termasuk didalamnya adalah fanatik dengan tokoh yang dikagumi yang menjadikan semua pendapatnya kita ikuti sampai pun menyelisihi hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mengikuti dan loyal selalu dengan pendapatnya, tidak perduli salah atau benarnya. Ini akan menjadi musuh, saling melaknat pada hari kiamat, akan menjadi penyesalan seperti ayat yang tadi kita bacakan.
Maka, inilah pentingnya seseorang yang mengenal konsekuensi dari dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah utusan Allah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah imam panutannya, dia mengatakan, “Aku ridha kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai Rasulku, panutanku dan hanya dia yang diikuti semua ucapannya. Karena semua ucapan beliau adalah bersumber dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan keadaan para pengikut ini dan keadaan orang-orang yang mereka ikuti di beberapa tempat di dalam Al-Qur’an. Misalnya:
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّـهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا ﴿٦٦﴾ وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا ﴿٦٧﴾ رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا ﴿٦٨﴾
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar. Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.” (QS. Al-Ahzab[33]: 66-68)
Ini adalah keadaan yang terjadi ketika mereka telah masuk ke dalam neraka. Mereka saling melaknat dan saling mendo’akan keburukan, karena memang hubungan mereka di dunia tidak dibangun di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Simak penjelasannya pada menit ke – 11:57
Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Jangan Berteman dengan Teman Yang Buruk Agamanya
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47165-jangan-berteman-dengan-teman-yang-buruk-agamanya/